MAKALAH
ASAS-ASAS PENGETAHUAN
LINGKUNGAN
NAMA : ARI PRISMA
ARDIANSYAH
NPM : 17415708
TUGAS
DIBERIKAN : 8 Oktober 2016
TUGAS
DIPUBLIKASI : 11 Oktober 2016
KEJURUAN
TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum kita membahas tentang
Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan, maka penulis akan memaparkan pengertian
tentang ilmu. Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamainya ilmu
pengetahuan, dan pula ada yang menyebutnya sains. Keberagaman istilah tersebut
adalah suatu usaha untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science
yang asalnya dari bahasa Inggris. Pengertian yang terkandung dibalik kata-kata
yang berbeda tersebut ternyata juga tidak kalah serba ragamnya.
Keserbaragamannya bahkan kadang-kadang seolah-olah mengingkari citra ilmu
pengetahuan itu sendiri yang pada dasarnya bertujuan untuk merumuskan sesuatu
dengan tepat, tunggal dan tidak bias.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga ilmu artinya adalah pengetahuan atau
kepandaian. Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka yang dimaksud
pengetahuan atau kepandaian tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah
keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan” dan persoalan-persoalan lainnya.
Sebagaimana yang sudah kita kenal mengenai beberapa macam nama ilmu, maka
tampak dengan jelas bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu ukur, ilmu
bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat, ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu
batin (kebatinan), ilmu hitam, dan sebagainya (Anonim, 2001).
Kata
ilmu sudah digunakan masyarakat sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia,
bahkan sebelum ada kata ilmu sudah dikenal kata-kata lain yang maksudnya sama,
misalnya kepandaian, kecakapan, pengetahuan, ajaran, kawruh, pangrawuh,
kawikihan, jnana, widya, parujnana, dan lain-lain. Sejak lebih dari seribu
tahun yang lampau nenek moyang bangsa kita telah menghasilkan banyak macam
ilmu, contohnya kalpasastra (ilmu farmasi), supakasastra (ilmu tataboga),
jyotisa (ilmu perbintangan), wedastra (ilmu olah senjata), yudanegara atau niti
(ilmu politik), wagmika (ilmu pidato), sandisutra (sexiology), dharmawidi (ilmu
keadilan), dan masih banyak lagi yang lainnya (Mulyo, 2011).
Ilmu
(atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi (Peursen, 2008).
Contoh:
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal
yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku
manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku
manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab
pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi
menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat (Peursen, 2008)
Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang
mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu
dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu (Peursen,
2008).
1) Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang
sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya
dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya.
Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara
tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif
berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2) Metodis
adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya
penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus
terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari
kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti
metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3) Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus
terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk
suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan
rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4) Universal.
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum
(tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya
universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial
menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
B. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini yaitu untuk :
1.
Melengkapi
tugas Pengantar Lingkungan.
2.
Menambah
wawasan bagi penulis maupun pembaca tentang asas-asas pengetahuan lingkungan.
C. Ruang Lingkup
Adapun
beberapa point yang akan saya sajikan dalam makalah tentang “Asas-Asas Pengetahuan
Lingkungan” ini, yaitu :
A.
Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan secara umum
B.
Pengertian
Ekologi dan Ilmu Lingkungan menurut para ahli
C.
Perbedaan
Ekologi dan Ilmu Lingkugan
D.
Asas-Asas
Pengetahuan Lingkungan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan secara
umum
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan
lingkungannya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos
(“ilmu”). Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali
kepada matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis
Habitat
(berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat
suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan
paling tidak lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang
mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan
Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu
spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas. Dalam
ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies
(mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai
biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu
habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Pembagian Ekologi
Menurut Habitatnya :
· Ekologi
perairan tawar
Hanya
3% air di permukaan bumi ini adalah air tawar. Sebagian besar dapat membeku
dalam glasier dan es atau terbenam dalam akuifer. Sisanya terdapat dalam danau,
kolam, sungai, dan aliran.
Perairan
tawar kebanyakan berupa perairan pedalaman. Susunan dan kadar garam terlarutnya
relative rendah atau dapat diabaikan. Ekosistem perairan tawar dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu air tawar mengalir (lotik) dan air tawar diam
(lentik). Air tawar mengalir terdiri dari air bergerak yang mengalir
terus-menerus ke arah tertentu, termasuk semua sungai dan aliran dengan segala
ukuran. Sedangkan perairan tawar lentik terdiri dari air tergenang, seperti
danau, kolam, dan rawa.
o Perairan
Lotik
Perairan
mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas membedakannya dengan
perairan tergenang. Sejumlah tumbuhan terdapat terbatas pada air yang mengalir.
Tumbuhan tersebut mencakup spesies ganggang merah dan paku air. Ada juga
tumbuhan bunga yang khas pada air mengalir, yang secara teratur berkembang biak
dengan biji. Hewan air mengalir mencakup siput air tawar, hydroid, lintah, dan
larva lalat hitam.
Beberapa
corak penting pada habitat air mengalir atau tepian air, dapat dijelaskan dalam
suatu perbandingan dengan keadaan air tergenang.
1. Pada
air mengalir, alirannya sering bergolak-galik, tetapi dalam air tergenag
alirannya, kalau ada, sangat lamban.
2. Dalam
air mengalir pelapisan sangat jarang terjadi.
3. Hubungan
antara kepekatan air dan suhu tak bersangkut paut karena arus yang bergolak.
4. Pada
air mengalir jarang terjadi deoksigenasi. Tetapi pada air tergenang adalah
lazim terjadi.
5. Penumpukan
gas seperti karbondioksida dan hidrogensulfida pada air mengalir sangat kecil
atau minimum.
6. Tumbuhan
mengakar tak banyak ditemukan di dalam air mengalir karena terganggu oleh
penghanyutan.
7. Plankton
tak dapat berkembang subur dalam air mengalir. Plankton yang lazim ditemukan
adalah diatom dan rotifer.
o Perairan
lentik
Tubuh
air tawar tergenang yang besar tidak terpengaruh oleh perubahan besar dalam
suhu. Air tawar tergenang terdiri dari tiga jenis berdasarkan keadaan
haranya, yaitu Oligotrofik, yang miskin hara dan humus;Distrofik, yang miskin
hara tetapi kaya humus; dan Eutrofik, yang airnya kaya hara dan humus.
Komponen
biotik dalam ekosistem perairan tawar
Tumbuhan
air tawar dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1) Jenis
tumbuhan merapung. Mencakup ganggung apung renik Lemna, Wolfia, Salvinia,
tumbuhan selada air, dan eceng gondok.
2) Jenis
daun merapung. Tumbuhan ini berakar tetapi tangkai daunnya memanjang sampai ke
permukaan air. Contohnya seperti teratai.
3) Jenis
timbul. Tumbuhan ini berakar, sebagian batang mencuat ke atas air. Misalnya,
Thypa dan Phragmites.
4) Jenis
terendam. Jenis ini merupakan yang paling khas, seperti Cerathopyllum demersum,
Myriophyllum, maupun spesies Chara.
· Ekologi
laut
Ekologi
laut merupakan ilmu yang mempelajari tentang Ekosistem air laut. Berikut
penjelasan tentang ekologi laut.
Laut
Habitat
air laut (oceanic) ditandai oleh salinitas yang tinggi dengan ion Cl- mencapai
55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah
tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang
dingin di bagian bawah disebut daerah termocline.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.
I. Menurut
kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
o) Litoral
merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
o) Neretik
merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai
bagian dasar
dalamnya ± 300 meter.
o) Batial
merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
o) Abisal
merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai
(1.500-10.000 m).
II. Menurut
wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut semakin
ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut :
- Epipelagik
merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
- Mesopelagik
merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewannya
misalnya ikan hiu.
- Batiopelagik
merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di
daerah ini misalnya gurita.
- Abisal
pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m tidak terdapat
tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu menembus daerah
ini.
- Hadal
pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m.
Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
Di
laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang
hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi
dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air
dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui
insang secara aktif.
· Ekologi
darat
Ekologi
darat mempelajri tentang ekosistem darat. Ekosistem darat mempunyai kompleksitas
yang lebih tinggi dibandingkan ekosistem laut, karena kemungkinan organisme
untuk hidup dan berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab,
distribusi oksigen dan sinar matahari lebih banyak.
Pada
Ekosistem darat terdapat beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan,
yaitu : pohon, liana, epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod. Sedangkan
pada jenis adaptasi hewan vertebrata darat ada bermacam-macam. Yaitu :
v Herbivora
Terdapat
tiga jenis, yaitu : Ground-dwelling, Arboreal seperti Macaca fascicularis, dan
Aerial seperti Burung dan hewan-hewan terbang lainnya. Pada Ground-dwelling
terbagi lagi menjadi empat, yaitu : Cursorial (berlari) seperti rhea dan emu,
Saltatory (melompat) seperti kangguru, Graviportal (berat badan) seperti penyu
dan gajah, dan Forsial seperti kodok dan katak.
v Karnivora
Pada
karnivora terbagi menjadi empat juga. Ketiganya sama dengan Herbivora, tetapi
karnivora tidak Arboreal dan diganti Amphibious. Contoh pada Ground –dwelling
adalah seperti cecak, kucing, beruang ular dan lain sebagainya. Contoh pada
Aerial adalah beberapa burung, kelelawar, elang dan lain sebagainya. Contoh
pada Fossorial seperi beberapa jenis ular, da contoh pada Amphibious seperti
Alligator sp dan katak.
Menurut
Garis Taxonomi
Ă˜ Ekologi
Tumbuhan
Secara
umum, ada dua sudut pandang dalam mempelajari ekologi tumbuhan yakni sinekologi
atau ekologi komunitas dan juga Autekologi atau ekologi spesies.
Ă¼ Sinekologi
Disebut
juga dengan ekologi komunitas dimana pokok kajian para ilmuan berada pada
tingkat komunitas. Sinekologi tumbuhan ini juga bersinonim dengan Geobotani,
Ilmu Ekologi Vegetasi, Fisiologi dan masih banyak lagi lainnya. Dengan sudut
pandang sinekologi ini, seseorang berusaha mengkaji komunitas tumbuhan yakni:
Sosiologi
tumbuhan, yaitu penggambaran juga pemetaan tipe vegetasi dan juga jenis
vegetasi tumbuhan.
Komposisi
penyusun juga struktur komunitas tumbuhan.
Mengamati
dinamika komunitas yang mencakup banyak proses seperti transver nutrient juga
energi di antara anggota, interaksi di antara anggota, simbiosis, suksesi,
proses dan masih banyak lagi lainnya. Contoh sinekologi adalah mempelajari
hutan gambut, suaka margasatwa, hutan rawa, hutan alam, hutan payau dan masih
banyak lagi lainnya.
Ă¼ Autekologi
Merupakan
sudut pandang ekologi tumbuhan dimana yang menjadi kajian utama
adalah pola adaptasi dari spesies atau populasi tumbuhan dengan lingkungan
sekitarnya. Adapun sub-divisi autekologi antara lain demakologi, ekologi
populasi, demografi, ekologi fisiologi, ekofisiologi, juga genekologi. Contoh
autekologi adalah studi mengenai jenis mikroza dan pengaruhnya terhadap
perkembangan pinus dan masih banyak lagi lainnya. Selain mempelajari pengaruh,
autekologi ini juga membaca pola-pola adaptasi pohon pinus dengan habitat atau
lingkungan sekitarnya.
Ă˜ Ekologi
Vertebrata
Ilmu
yang mempelajari sistem kehidupan hewan yang termasuk jenis
vertebrata. Vertebrata adalah subfilum dari Chordata,
mencakup semua hewan yang memiliki tulang
belakang yang tersusun dari vertebra.
Vertebrata adalah subfilum terbesar dari Chordata. Ke dalam vertebrata dapat
dimasukkan semua jenis ikan (kecuali remang, belut
jeung, "lintah laut", atau hagfish), amfibia,reptil, burung,
serta hewan menyusui. Kecuali jenis-jenis ikan, vertebrata
diketahui memiliki dua pasang tungkai.
Ă˜ Ekologi
Serangga
Ilmu
yang mempelajari tata kehidupan daripada serangga.
Ă˜ Ekologi
Jasad Renik
Jasad
renik atau mikro organisme adalah mahluk hidup yang terdiri dari
satu atau beberapa kumpulan sel dengan ukuran beberapa mikron (1 mikron = 0,001
mm). Dikarenakan ukurannya yang teramat kecil maka mahluk ini hanya bisa
dilihat melalui mikroskop elektron. Jasad renik tidak hanya
berbentukbakteri,
tetapi juga berbentuk kapang atau jamur, khamir(yeast)
, protozoa,
danvirus.
Setiap
proses penguraian yang dilakukannya bisa mengakibatkan berbagai perubahan baik
secara kimia maupun fisika. Karena
itu, jasad renik dinyatakan baik jika perubahan hasil karyanya
menguntungkan (misalnya dalam proses fermentasi) dan ia
dinyatakan jahat apabila perubahan tersebut merugikan, contohnya saat
makanan menjadi busuk.
Sebelum
mengetahui apa itu ilmu lingkungan? Kita ketahui terlebih dahulu pengertia dari
pada lingkungan itu sendiri.
Pengertian
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik
dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta
hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara,
meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada
di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem
pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang (Kusuma,
2009).
Berdasarkan
UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda
dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya (Anonim, 1997). Menurut UU No. 32 tahun 2009, Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Anonim,
2009)
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (Anonim, 1997):
a) Unsur
Hayati (Biotik)
Unsur
hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di
kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika
berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman
atau sesama manusia.
b) Unsur
Sosial Budaya
Unsur
sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem
nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
c) Unsur
Fisik (Abiotik)
Unsur
fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan
lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap
kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka
bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak
akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan
dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai
penyakit, dan lain-lain.
Ilmu
lingkungan adalah ekologi yang menerapkan berbagai azas dan konsepnya kepada
masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan manusia dengan
lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini
mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik anatara
jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya.
Ilmu
lingkungan (environmental science atau envirology) adalah ilmu yang mempelajari
tentang lingkungan hidup. Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis
mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya.
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk
mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh.
Ilmu
lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi,
ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu
tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk
mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup
dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari
ekologi.
Ilmu
Lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain
dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat
dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu
yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara
jasad hidup dengan lingkungannya.
Asas
di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara
umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala
(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu
penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga
diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya
diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan
penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang
lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan.
Namun
demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan hasilnya
terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah statusnya menjadi hukum.
Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih berupa dugaan ilmiah seorang
peneliti, biasa disebut hipotesis Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila
diuji secara terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang
dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan cara pengujian
hipotesis ini disebut cara induksi dan kebanyakan dipergunakan dalam
bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Disini metode pengumpulan data melalui
beberapa percobaaan yang relatif terbatas untuk membuat kesimpulan yang
menyeluruh. Sebaliknya cara lain yaitu dengan cara deduksi dengan menggunakan
kesimpulan umum untuk menerangkan kejadian yang spesifik. Asas baru juga dapat
diperoleh dengan cara simulasi komputer dan penggunaan model matematika untuk
mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik). Cara lain juga dapat
diperoleh dengan metode perbandingan misalnya dengan membandingkan antara
daerah yang satu dengan yang lainnya. Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut
dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya.
Asas
di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh
dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan.
Untuk menyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya
terlebih dahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya
baru dikemukakan fakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas
disini sebenarnya merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).
B. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan menurut
para ahli
Untuk
lebih memahami tentang ekologi berdasarkan pendapat para ahli:
Menurut
website carryinstitute.org, bahwa pengertian ekologi adalah studi ilmiah
tentang proses-proses yang mempengaruhi distribusi dan kelimpahan organisme,
interaksi yang ada pada organisme dan interaksi antara organisme dan
transformasi serta aliran energi dan materi.
The
scientific study of the processes influencing the distribution and abundance of
organisms, the interactions among organisms, and the interactions between
organisms and the transformation and flux of energy and matter.
Menurut
Ernst Haeckel (1866), Peneliti asal Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah
ilmu pengetahuan komprehensif tentang hubungan organisme terhadap lingkungan.
The
comprehensive science of the relationship of the organism to the environment
Menurut
Charles Elton (1927), secara singkat bahwa pengertian ekologi adalah
sejarah alam yang bersifat ilmiah “Scientific natural history”.
Menurut
E.P. Odum (1963) bahwa pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang struktur dan fungsi alam “The study of the structure and function of
nature”.
Tahun
1972, Menurut C. J. Krebs, pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan tentang
interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan organisme.
C. Perbedaan Antara Ilmu Lingkungan Dan Ekologi
Perbedaan
utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah dengan adanya misi untuk mencari
pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam
sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam. Misi tersebut adalah untuk
menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung jawab, dan keberpihakan terhadap
manusia dan lingkungan hidup secara menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan
sudah dimulai sejak lama, contohnya Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah
mengamati kerusakan alam akibat perilaku manusia. Pada zaman modern, terbitnya
buku Silent Spring tahun 1962 mulai menggugah kesadaran umat manusia.
Ilmu
lingkungan merupakan bidang ilmu interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu
fisik dan biologi (termasuk tapi tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia,
biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu atmosfer dan geografi) untuk mempelajari
tentang lingkungan dan solusi dari masalah-masalah lingkungan. Ilmu lingkungan
menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner
untuk mempelajari sistem lingkungan (Anonim, 2011).
Ilmu
lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup. Menurut
Soerjani, dkk (2006), ilmu lingkungan adalah penggabungan ekologi (manusia)
yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam) yang mempunyai paradigma sebagai
ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk
mendasari, mewarnai serta sebagai pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
Ekologi
adalah studi ilmiah tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi antara
organisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu lingkungan adalah filosofi
dan gerakan sosial yang luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi dan
perbaikan lingkungan.
Ekologi
dan ilmu lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait erat, dan berhubungan
dengan prinsip-prinsip yang satu dengan yang lain dan hal ini merupakan sesuatu
yang penting untuk sepenuhnya memahami satu dengan yang lain. Perbedaan utama
antara ekologi dan ilmu lingkungan yaitu ilmu lingkungan merupakan bidang yang
lebih menyeluruh yang menggabungkan banyak unsur ilmu bumi dan kehidupan untuk
memahami berbagai proses alam. Ekologi, di sisi lain, biasanya lebih difokuskan
pada bagaimana organisme berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan
sekitarnya mereka. Kedua ilmu memberikan informasi yang sangat penting tentang
alam dan apa yang dapat dilakukan untuk lebih melindungi planet dan
melestarikan sumber daya.
Sebuah
perbedaan penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari
penelitian dalam disiplin ilmu masing-masing. Tidak seperti ilmuwan
bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus penelitian (kajian) mereka pada
populasi yang sangat spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari
rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk memahami bagaimana
populasi berinteraksi, bereproduksi, dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para
ahli ekologi lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung seperti
penyediaan makanan, peristiwa makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu
kelompok melalui pengamatan yang cermat dan penelitian sejarah. Ekologi
menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu
spesies.
Ahli
lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang
berbagai faktor yang mempengaruhi suatu daerah. Seperti ekologi, mereka juga
mempelajari makhluk hidup dan perilaku mereka secara rinci. Selain itu, para
ahli lingkungan mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu,
dan siklus air ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli
lingkungan mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering
terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu daerah. Ilmuwan
kemudian dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak negative yang dihasilkan
pada hewan herbivora di wilayah tersebut.
Memahami
baik ekologi dan ilmu lingkungan sangat penting dalam merumuskan hukum dan
kebijakan tentang konservasi. Ketika pihak pemerintah dan industri menetapkan
standar baru, mereka biasanya berkonsultasi profesional dengan latar belakang
di bidang ekologi dan ilmu lingkungan untuk memberikan pertimbangan. Ahli
Lingkungan akan melakukan untuk menganalisis tingkat pencemaran dan faktor
risiko lain di dekat sebuah pabrik industri sedangkan ahli ekologi diperlukan
untuk menentukan kesejahteraan populasi tertentu dan menyarankan cara-cara
untuk melindungi spesies yang terancam punah.
D. Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan
Pengenalan
beberapa asas Pengetahuan Lingkungan
ASAS
1
Semua
energi yang memasuki sebuah organisme, populasi, atau ekosistem dapat dianggap
sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk lain,tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan, atau diciptakan.
ASAS
2
Tidak
ada sistem perubahan energi yang betul-betul efisien.
Hukum
Termodinamika Kedua
Semua
sistem biologi kurang efisien (hanya sebagian energi dipindahkan &
digunakan oleh organisme, populasi, ekosistem lain) Kecenderungan umum, energi
berdegradasi ke dalam bentuk panas yg tidak balik+berradiasi ke angkasa.
ASAS
3
Materi,
energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber
daya alam.
Sumber
alam :
Segala
sesuatu yg diperlukan oleh organisme hidup, populasi, ekosistem yg pengadaannya
hingga ke tingkat yg optimum, akan meningkatkan pengubahan energi.
Materi
: hutan, laut, tambang.
Energi
: gas bumi, air, minyak bumi, matahari.
Ruang
: membantu/menghambat proses kawin.
Waktu
: migrasi ke tempat kondusif, mengejar teknologi moderen negara berkembang.
ASAS
4
Kalau
pengadaan semua kategori sumber daya alam sudah mencapai optimum, pengaruh
kenaikan berikutnya justru akan menurunkan pertumbuhan suatu populasi organisme.
kenaikan yang melampaui batas maksimum, bahkan akan menimbulkan kesan merusuk
atau meracuni.
ASAS
5
Ada
dua jenis sumber alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang
penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih
lanjut.
Masalah
: masih tradisional vs modern.
ASAS
6
Individu
dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,cenderung
berhasil mengalahkan saingannya itu.
Berdasar
pada teori Darwin & Wallace Organisme yang adaptif yang akan menang
persaingan Suatu spesies/komunitas dapat bertahan dalam lingkungan tertentu,
yaitu dalam keseimbangan alam secara keseluruhan,mempunyai daya biak tinggi.
ASAS
7
Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang “mudah
diramal”.
“Mudah
diramal” : Ada keteraturan yang pasti pola faktor lingkungan dalam kurun waktu
lama.
ASAS
8
Sebuah
habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada
bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Nicia
: keadaan lingkungan yg khas.
Setiap
spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies tsb dapat hidup berdampingan
dg spesies lainĂ lingkungan ditempati jumlah spesies banyak.
Spesies
makan yang sama+toleran terhadap lingkungan lingkungan ditempati jumlah spesies
sedikit.
ASAS
9
Keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya.
Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi.
Efisiensi
penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat dengan
meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi itu.
ASAS
10
Pada
lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P)
dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.
ASAS
11
Sistem
yang sudah mantap(dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap(belum
dewasa).
Hama
tikus,serangga dari hutan rawa menyerang tanaman pertanian di lahan
transmigran.
Orang
desa bermigrasi ke kota.
Hubungan
negara maju-berkembang, menguntungkan negara maju.
ASAS
12
Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya di
dalam keadaan suatu lingkungan.
Reaksi
terhadap perubahan lingkungan : populasi dalam lingkungan belum mantap lebih
kecil dari pada lingkungan sudah mantap.
Kalau
terjadi perubahan drastis lingkungan,ekosistem sudah mantap lebih
terancam,karena genetik populasi kaku terhadap perubahan.
ASAS
13
Lingkungan
yg secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman
biologi dalam ekosistem yg mantap(dewasa),yg kemudian dapat menggalakkan
kemantapan populas.
Dalam
ekosistem mantapnya aliran energi yang masuk meningkat.
Bila
terjadi masalah pada satu jalur, jalur lain akan mengambil alih/berperan.
ASAS
14
Derajat
pola keteraturan naik-turunnya populasi bergantung kepada jumlah keturunan
dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu.
PENUTUP
· Kesimpulan
Perbedaan
antara ilmu lingkungan dan ekologi sedikit kabur atau tidak memiliki batasan
yang nyata. Namun, berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa. Ekologi menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang
mempengaruhi suatu spesies sedangkan ahli lingkungan melakukan penelitian
laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang berbagai faktor yang
mempengaruhi suatu daerah atau wilayah.
· Saran
Penulis
mengajak pembaca agar memahami isi dari makalah ini dan mengajak untuk
menambahkan isi dari pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrian.
“Asas Asas Lingkungan”. April 2015.
2. “Asas Asas Pengetahuan Lingkungan”.
Maret 2011.
3. Ayu. “Ekologi Dan Ilmu Lingkungan”.
26 Maret 2015.
4. Friani. “Perbedaan Ekologi Dan
ilmu Lingkungan”. Oktober 2012.
5.
Intan. “Ekologi Dan Ilmu Lingkungan”. 12 Maret
2015.
6. Madya,dkk. “Maklah Ekoogi Dan Pengetahuan”.
Maret 2012.
7. “Pengertian Dan Definisi Dari
Ekologi”. Desember 2014.
8. Rio. “Ekologi Dilautan” . mei
2012.
9. Rizal. “Mengenal Ekologi Tumbuhan”.
Febuari 2013.